SAMPANG|| ANGKAT BERITA -Pertamina Camplong melalui Humas, Silvani, memberikan klarifikasi resmi terkait temuan salah satu karyawan mitra yang dinyatakan positif narkoba.
Pihaknya menegaskan bahwa individu tersebut bukan karyawan langsung Pertamina, melainkan dari perusahaan mitra yang bertugas dalam pengurusan AMT di Pertamina Fuel Terminal (FT) Camplong.
“Pertamina telah melaksanakan tes NAPZA kepada yang bersangkutan di BNN Surabaya, yang hasilnya positif, sebagai langkah tegas, mulai Sabtu, 11 Januari 2025, yang bersangkutan telah diblokir dan tidak lagi diizinkan bekerja di lokasi Pertamina FT Camplong,” ujar Silvani dalam Rilisnya. Minggu (12/01/25)
Lebih lanjut, Silvani menjelaskan bahwa tes serupa telah diperluas kepada seluruh pekerja yang berada di FT Camplong sebagai upaya pencegahan. “Kami berkomitmen menjaga lingkungan kerja yang bebas dari penyalahgunaan narkoba. Pertamina Patra Niaga secara rutin melakukan screening kesehatan terhadap seluruh personel di berbagai lokasi operasional,” tambahnya.
Silvani juga menegaskan bahwa Pertamina akan terus melakukan pengawasan ketat terhadap karyawan dan mitra kerja sebagai bentuk tanggung jawab terhadap keselamatan dan kepercayaan masyarakat.
Namun, kasus ini menuai kritik tajam dari Laskar Pemberdayaan dan Peduli Rakyat (Lasbandra). Sekjen Lasbandra, Ach. Rifa’i, menilai bahwa kasus ini mencerminkan lemahnya sistem pengawasan Pertamina terhadap karyawan, patut diduga ada main.
“Ini adalah bentuk kelalaian serius. Pertamina, sebagai BUMN besar, seharusnya memiliki sistem yang mampu mencegah kasus seperti ini sejak awal. Kami mendesak Pertamina pusat untuk segera bersih bersih diri, mulai dari manajemen teratas,” tegas Rifa’i.
Menurutnya, kejadian ini menunjukkan bahwa Pertamina kurang tegas dalam melakukan screening awal terhadap mitra kerja. “Bagaimana mungkin seorang karyawan mitra yang positif narkoba bisa lolos dari pengawasan? Ini jelas kegagalan sistem,” katanya.
Rifa’i juga mengungkapkan bahwa kasus ini hanyalah bagian kecil dari persoalan yang ada. “Kami memiliki lebih banyak bukti lain terkait kelalaian dan potensi pelanggaran hukum di Pertamina. Semua ini akan kami bawa langsung ke Kementerian BUMN untuk diinvestigasi lebih lanjut,” ungkap Rifa’i.
Lebih Lanjut Rifa’i meminta audit menyeluruh terhadap seluruh karyawan baik internal Pertamina maupun mitra kerja dan mendesak adanya langkah konkret dari pemerintah. “Jangan hanya berhenti di satu kasus ini. Kami ingin ada transparansi penuh dan langkah nyata untuk memastikan tidak ada lagi kasus serupa di masa mendatang,” tutupnya.
