Sampang ANGKAT BERITA) – Ketegangan antara pihak Rumah Sakit (RS) Nindhita dengan Forum Madura Bersatu (Formabes) DPC Sampang semakin memanas, setelah mendapat sorotan keras dari massa Formabes terkait dugaan tindakan ceroboh terhadap pasien bernama Hafid, pihak RS justru menyatakan siap menempuh jalur hukum.
Pernyataan ini dinilai Formabes sebagai bentuk defensif dan upaya mengalihkan tanggung jawab moral terhadap dugaan malapraktik yang terjadi.
Sekretaris Jenderal Formabes, Hari Wijaya, menilai sikap RS Nindhita justru memperlihatkan bahwa manajemen enggan membuka diri terhadap koreksi publik.
“Kalau mereka memang merasa benar, buktikan saja, kami siap juga hadapi di jalur hukum, tapi ingat, kami datang bukan untuk mencari sensasi, melainkan menuntut keadilan bagi korban,” tegas Hari.
Menurut Hari, kasus ini bukan soal siapa yang paling kuat, tetapi soal kemanusiaan dan profesionalisme dunia medis, ia menyayangkan pihak RS yang seolah ingin “mengintimidasi balik” masyarakat dengan ancaman jalur hukum.
“Seharusnya RS introspeksi dulu, bukan malah menantang masyarakat, kalau semua tindakan medisnya sesuai SOP, kenapa pasien justru jadi korban?” sindirnya.
Sebelumnya, massa Formabes melakukan aksi damai di sekitar RS Nindhita, Senin (13/10/2025), menuntut pertanggungjawaban pihak rumah sakit atas dugaan malapraktik terhadap Hafid, warga Tambelangan.
Korban disebut menjalani operasi hernia tanpa pemeriksaan medis pendahuluan seperti USG, dan saat operasi dilakukan, dokter tidak menemukan penyakit yang diduga sebelumnya.
Menanggapi hal itu, Zaini, Humas RS Nindhita, menegaskan pihaknya telah menjalankan prosedur sesuai standar medis, bahkan ia menyebut siap membuktikannya di pengadilan.
“Semua tindakan sudah sesuai SOP. Kalau memang harus dibuktikan di pengadilan, kami siap,” ujarnya, dikutip di salah satu media online
Namun, pernyataan itu justru memantik reaksi keras di lapangan, banyak pihak menilai RS Nindhita seharusnya lebih fokus pada pemulihan kepercayaan publik daripada melempar tantangan hukum.
Hari menegaskan, Formabes tidak akan gentar menghadapi langkah hukum pihak RS.
“Kami punya bukti dan saksi, kalau RS Nindhita mau main hukum, silakan, kami juga siap, biar publik tahu siapa yang benar-benar berjuang untuk kemanusiaan,” tegasnya lagi.
Formabes juga memastikan akan terus mengawal kasus ini hingga tuntas, termasuk bila perlu membawa persoalan ini ke ranah yang lebih tinggi, kalau perlu ijin nindhita dicabut.
“Ini bukan sekedar persoalan satu pasien, tapi menyangkut kepercayaan masyarakat terhadap layanan kesehatan di Sampang, jangan sampai nyawa manusia dianggap sepele,” tandas Hari.
Sementara itu, pihak kepolisian melalui Kapolres Sampang AKBP Hartono memastikan pengamanan aksi tetap berjalan kondusif, polri memfasilitasi aspirasi masyarakat sepanjang disampaikan sesuai aturan hukum.
