Sampang (ANGKAT BERITA) Program Santunan Pangan Peserta Didik (SPPG) di bawah Yayasan Darun Najah Jrengik menjadi sorotan tajam warga.
Hal ini lantaran menu makanan yang disajikan kepada pelajar dinilai tidak sebanding dengan anggaran yang sudah ditetapkan pemerintah.
Setiap siswa idealnya menerima jatah makan senilai Rp15.000 per porsi. Dengan rincian: Rp2.000 untuk profit yayasan penyelenggara, Rp3.000 untuk pekerja, dan Rp10.000 harus kembali dalam bentuk menu untuk siswa.
Namun di lapangan, menu yang tersaji diduga jauh dari nilai Rp10.000. Warga menilai porsi dan kandungan gizinya sangat minim, bahkan tanpa adanya susu yang biasanya diberikan setiap hari sebagai tambahan nutrisi untuk anak-anak.
Ketua Gabungan Aktivis Sosial Indonesia (GASI), Achmad menilai ketidaksesuaian ini merupakan bentuk pengurangan hak siswa untuk mendapatkan asupan gizi yang layak.
“Kalau hak makanan siswa saja sampai dikurangi, apa yang bisa kita harapkan? Anggaran sudah jelas Rp10 ribu untuk anak-anak, tapi fakta lapangan tidak mencerminkan itu, bahkan susu yang seharusnya rutin diberikan pun hilang. Ini harus segera diusut,” tegasnya, Rabu (29/10/2025).
Ia menegaskan, jika benar ada pihak yang mengambil keuntungan dengan mengurangi porsi makanan siswa, itu dapat disebut sebagai praktik menyimpang dalam pengelolaan program yang menyangkut masa depan generasi bangsa.
Media ini telah berupaya menghubungi Camat Jrengik untuk meminta kontak Kepala SPPG Yayasan Darun Najah, namun pak camat berdalih tidak punya, malah di kasih nomor Koramil , redaksi juga terus berusaha meminta klarifikasi resmi dari pihak yayasan sebagai penyelenggara program.
Warga berharap pihak pemerintah daerah dan penegak hukum menyikapi serius persoalan ini, karena menyangkut hak gizi pelajar yang menjadi tanggung jawab negara.
